(Abd. Wahid, S.Pd., M.Si)
“Sedekah yang paling utama adalah
seorang muslim yang mempelajari satu disiplin ilmu kemudian mengajarkannya
kepada saudaranya sesama muslim."
Profesi guru adalah salah satu profesi tertua di dunia. Profesi mengajar telah ada sejak zaman dahulu. Perkembangan profesi guru berjalan seiring dengan perkembangan masyarakat, dimana proses belajar berlangsung melalui observasi dan dilakukan dalam lingkungan keluarga. Kemudian berkembang menjadi sebuah profesi yang diharuskan untuk mengajarkan suatu disiplin ilmu, sehingga eksistensi guru menjadi rujukan bertanya bagi muridnya untuk memperoleh informasi/ilmu, itu dudu, namun fenomena hari ini guru tidak lagi menjadi satu-satunya rujukan bertanya untuk memperoleh informasi/ilmu bagi peserta didiknya, yaitu dengan disrupsi digital, atau bergeser dengan adanya revolusi digital.
Hari ini, siswa
sudah sangat mudah sekali mengakses informasi pelajaran melalui hidangan menu
digital berupa tools kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence).
Sehingga kadang siswa lebih leluasa menguasai akses informasi daripada gurunya yang
bisa dibilang kurang update. Sudah menjadi tantangan besar bagi guru
yang tetap melekat abadi sebagai pribadi pendidik yaitu terus menjadi
pembelajar, meng-upgrade kompetensi diri dan menjadi rujukan akhlak
siswanya.
Setelah merangkum dari berbagai sumber, hemat penulis ada beberapa
kriteria guru yang profesional, yaitu:
1. Guru yang berniat
ikhlas mengajar dan mendidik; Niat adalah penentu segala perbuatan yang
akan dan yang telah kita lakukan, dan seseorang dari kita akan mendapat
akibatnya menurut apa yang telah kita niatkan sebelumnya maka jadilah kita
berjalan dimuka bumi hingga detik ini menurut niat kita sebelumnya. Jadi guru
yang ikhlas dalam mengajar dan mendidik tidak mempermasalahkan suatu keadaan,
baik itu dari peserta didiknya maupun tempat dan peralatan yang akan digunakan
dalam mengajar, dan tidak profit oriented, sebab guru yang ikhlas adalah
guru yang benar-benar menginginkan peserta didiknya sukses meraih cita-cita
dikemudian hari kelak sehingga dalam mengajar dan mendidik menggunakan bermacam
cara untuk mentransfer ilmu yang bermanfaat bagi peserta didiknya.
2. Guru yang mengenal
dirinya, profesinya dan mengenal peserta didiknya; Menjadi guru profesional
adalah pilihan bijak dan guru yang profesional menampilkan kesan guruku
idolaku artinya guru yang tak pernah lekang dari ingatan peserta didiknya,
berbagai macam cara ia lakukan dalam mentransfer ilmu dan pembentukan karakter
peserta didiknya melalui mata pelajaran yang disampaikan yang sesuai dengan
kurikulum, tahap perkembangan anak, kecerdasan anak dan cara belajar anak.
3. Guru yang disiplin
dan bertanggung jawab; Seorang guru yang disiplin akan mempersiapkan segala
sesuatu untuk menjalankan visi misinya sebagai pendidik dan bertanggung jawab
atas segala perbuatannya dalam mengendalikan peserta didiknya pada saat proses
pembelajaran, tentunya akan membekas dijiwa anak atas apa yang telah diterapkan
dan diajarkan. Guru adalah cermin yang utama bagi peserta didiknya, panutan
terbaik bagi mereka. Guru adalah contoh bagi siswanya mulai dari ucapan,
perbuatan dan lain sebagainya. Untuk itu, guru sosok yang menjadi panutan
peserta didiknya harus lebih utama membudayakan kedisiplinan baik bagi dirinya
dan profesinya maupun penerapan bagi peserta didiknya. Guru berperan aktif
dalam tanggung jawab membesarkan jiwa peserta didiknya menuju tahap
kesempurnaan berpikir dalam tahap perkembangannya.
4). Guru yang bijaksana
dalam bertindak; Dalam setiap situasi guru yang profesional akan melakukan
sesuatu tindakan perbuatan lebih bijaksana baik pada saat memberi motivasi
maupun hukuman pada peserta didiknya melakukan sesuatu yang berlebih dari
standar peraturan yang telah disepakati bersama antara guru dan peserta
didiknya.
5. Guru yang kreatif,
inovatif dan humoris; Guru yang kreatif akan selalu menemukan cara
terbaik dalam menyampaikan mata pelajaran dan tentunya menggunakan inovasi
terbaru sesuai dengan mata pelajaran dan keadaan yang berlaku saat itu, baik
dari situasi dan kondisi lingkungan setempat maupun dari latar belakang setiap
peserta didiknya dalam proses belajar mengajar sedang akan berlangsung atau
sedang berlangsung. Guru yang profesional paham dan mengerti trik apa yang akan
digunakan ketika mengajar dan mendidik demi mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, dengan model "kelasku, surgaku".
6. Guru yang
selalu mendoakan peserta didiknya; Guru adalah orangtua bagi peserta
didiknya di sekolah dan guru yang profesional tidak akan putus hubungan ketika
sudah berakhirnya proses belajar-mengajar. Guru yang profesional akan selalu
mendoakan peserta didiknya sebab tugas yang diemban tidak hanya sebatas
keberhasilan saat itu, namun berkelanjutan sampai peserta didik sukses mencapai
cita-citanya
SIMPULAN
Guru sebagai profesi mempunyai citra yang baik
di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi
panutan (digugu dan ditiru) atau teladan masyarakat sekelilingnya sehingga eksistensi guru tidak
dapat digantikan oleh teknologi manapun.
Guru merupakan profesi yang sangat penting, dan merupakan semangat profetik sepanjang hayat sebagaimana sabda Nabi :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ أَنْ يَتَعَلَّمَ الْمَرْءُ الْمُسْلِمُ عِلْمًا
ثُمَّ يُعَلِّمَهُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
“Sedekah yang paling utama adalah seorang muslim yang mempelajari
satu disiplin ilmu kemudian mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim." [Ibnu Majah; 239]
Guru idealnya memiliki tuntutan khusus
dalam kehidupan seseorang. Menjadi seorang guru membutuhkan kemampuan khusus.
Guru merupakan posisi strategis suatu bangsa untuk pemberdayaan dan
pembelajaran, dan tidak ada satu pun elemen dalam kehidupan suatu bangsa yang
dapat menggantikannya sejak dahulu kala. Semakin penting kehadiran guru dalam
memenuhi peran dan tanggung jawabnya, akan semakin menjamin terciptanya
kehandalan dan berkembangnya persiapan pribadi.
Terlepas dari janji regulasi pemerintah untuk mensejahterakan profesi guru terutama guru honorer dan swasta, kita sebagai guru jangan lantas terlalu berharap, ada diterima, tidak ada ya guru tetap tegak lurus menjalankan niat luhur nan mulia untuk membangun kehidupan anak bangsa.
Jika merefleksi sejarah sejenak ketika Amerika Serikat (AS) meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom, Jepang benar-benar lumpuh, yang tidak pernah dialami oleh Indonesia, namum Kaisar Jepang, Hirohito punya perhatian penuh terhadap eksistensi guru daripada tentaranya, Kaisar tidak menanyakan berapa banyak tentaranya yang tewas, tapi yang ia tanya sisa guru yang masih hidup, karena ia sadar dengan guru ia mampu membangun negara digdaya, yang sampai saat ini kita banyak menerima manfaat dari karya Jepang, bahkan pabrik multinasionalnya menjamur di bumi nusantara.
Dengan kata lain, potret
masa depan bangsa tercermin dalam potret guru saat ini, dan penggerak
kemajuan kehidupan sangat tergantung pada "citra" guru di masyarakat. Seperti halnya profesi lainnya, profesi guru juga memiliki berbagai
atribut profesi, antara lain etika profesi guru, organisasi profesi guru, serta
undang undang yang menjamin hak dan kewajiban guru indonesia. regulasi dan
seperangkat tata nilai tersebut di buat untuk menjamin profesi guru dapat
berperan maksimal dalam proses pendidikan.
Mari kita tutup dengan pesan nabi;
كُوْنـُـوْا رَبَّانِيِّـْينَ حُلَمَاءَ فُقَهَاءَ عُلَمَاءَ
وَيُقَالُ اَلرَّبَّانِيُّ الَّذِى يُــرَبِــّى النَّاسَ بِصِغَارِ اْلعِلْمِ
قَبْلَ كِبَارِهِ