HUT RI Ke-79 : Mengawal PANCASILA Tetap di Jalan yang Lurus


Dirgahayu RI ke-79 pada tahun 2024 ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk melaju bersama dan menggelorakan semangat perjuangan yang belum berakhir. Merefleksikan semangat berjamaah, berharmoni, berkolaborasi serta sinkronisasi irama gerak laju, sinergi pikiran dan langkah untuk satu tujuan. Ini adalah energi gerak untuk bangsa Indonesia agar laju momentum bisa Terus Melaju untuk Indonesia Maju. Madrasah Aliyah Al-Umm Malang mengadakan upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman sekolah dan diikuti oleh seluruh civitas madrasah dan pondok pesantren Al-Umm.

Upacara dipimpin oleh Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Bina Al-Mujtama’, H. M. Mujib, SH., M.Pd.I., beliau menghimbau kepada segenap generasi untuk terus berpegang teguh kepada nilai-norma yang luhur dan menjadi pribadi pancasila serta ikut andil merawat serta mengawal pancasila agar tetap berada di jalan yang lurus, tidak terkontaminasi dengan ideologi lain, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Sejarah mencatat, bahwa Piagam Jakarta –yang di dalamnya ada rumusan Pancasila- adalah hasil kompromi antara golongan Islam dan golongan kebangsaan, yang akhirnya hasil kompromi itu pun masih harus dicoret lagi 7 katanya –Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa- pada sidang PPKI 18 Agustus 1945, sebagai wujud pengorbanan umat Islam demi persatuan dan demi kemerdekaan RI yang baru diraih 1 hari sebelumnya. Inilah pengorbanan umat Islam. Inilah hadiah umat Islam untuk Indonesia.

Kepala Madrasah Aliyah Al-UmmAbd. Wahid, S.Pd., M.Si. memaknai kemerdekaan ini sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dalam hidup yang berpijak di atas bumi pertiwi yang merdeka, hidup hanya sekali, harus berarti dalam berbagai situasi, kita saling belajar, bukan menghajar, kita saling membina, bukan menghina, kita saling bertoleransi bukan diskriminasi, kita saling merangkul bukan saling memukul, kita harus hidup bersama-sama walau tidak harus sama. Itulah makna merdeka bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, tandasnya.

Dalam memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa, melalui upacara ini mengajak ke peserta didik untuk memiliki wawasan kebangsaan melalui kegiatan ke-pramuka-an yang konsisten, yaitu muda-mudi akan terbentuk rasa patriotisme dalam bingkai keIslaman.

Sementara Ketua OSPUM (Organisasi Santri Pesantren Al-Umm) putra, Zaydan Syahlevi, memaknai hari kemerdekaan sebagai bebas dari kungkungan apa pun, termasuk bebas memeluk agama dan bebas menjalankan ibadah sesuai ajaran agama dan keyakinan masing-masing.

Keterlibatan seluruh civitas madrasah dalam menyemarakkan HUT RI tahun 2024 ini, ditandai dengan keikut-sertaan para santri dalam berbagai kegiatan yang telah dirancang oleh Pesantren Al-Umm. Setelah upacara bendera dilanjutkan berbagai perlombaan diantaranya; Lomba Mewing, Rucika Wavin, lomba Jembatan Ukhuwah, Skibidi Kombat, Sigma, Tarik Tambang, Skibidi Racing, EPEOEP, Jaga Lilin dan lomba Sop Afrika. Lomba-lomba tersebut semakin membuat semarak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79 di MA (Pondok Pesantren) Al-Umm Malang. []

MERDEKA...!



Continue reading HUT RI Ke-79 : Mengawal PANCASILA Tetap di Jalan yang Lurus

Motivasi dan Etos Kerja Nabi SAW.

 

Motivasi dan Etos Kerja Nabi SAW.

 

“Kerjakan apa yang didoakan, dan doakan apa yang dikerjakan”

(wahidenesia)

 

Bekerja, dalam perspektif Islam adalah bagian dari ibadah (ghairu mahdhoh), dan tentu saja berpahala. Sedangkan secara sosiologis, berekrja adalah suatu kehormatan dan memiliki stratifikasi sosial. Maka bersyukurlah bagi yang sudah memiliki pekerjaan/usaha. Namun, mengapa era kini masih banyak orang (muda maupun tua) yang menikmati kemalasan?, missal bermain-main tanpa batas waktu, bahkan, ada yang tanpa rasa malu selalu menengadahkan tangannya seraya berdoa untuk meminta diberikan rezeki berserta kelancarannya pada dirinya tanpa usaha yang memadai. Padahal Allah subhanahu waata’alaa telah berfirman: “Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. at-Taubah [9]: 105).

Bekerja bukanlah sekadar merujuk kepada pengertian mencari harta, untuk menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan waktu, secara terus-menerus tak kenal lelah, tetapi bekerja adalah mencangkup segala bentuk tindakan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga, dan siapa pun yang harus diuntungkan olehnya. Dengan kata lain, seseorang yang dianggap ‘telah’ bekerja adalah mereka yang telah berbuat sesuatu untuk menyumbangkan apa pun yang bisa dia lakukan bagi kebaikan siapa pun, tanpa menzalimi siapa pun. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami' no: 3289)

Oleh karena itu, Allah menyatakan dalam firman-Nya, bahwa Dia menggariskan golongan yang beruntung (al-muflihun, jama’ dari [mufrad]: al-muflih) itu adalah: “orang yang beriman kepada-Nya, khusyu’ dalam shalatnya, bisa memanfaatkan peluang, peduli terhadap siapa pun yang membutuhkan uluran tangannya, mengendalikan hasrat seksualnya, memiliki komitmen kuat terhadap janji dan tanggung jawabnya, dan yang terakhir: “mampu mengimplementasikan nilai-nilai (luhur) shalatnya dalam seluruh perilakunya” (QS. al-Mu’minun [23]: 1-11).

Dalam kisah lain disebutkan bahwa ada seseorang yang berjalan melalui persinggahan Rasullullah saw. Orang tersebut sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para sahabat –yang ada di sekitar persinggahan– Rasulullah saw. pun [kemudian] bertanya: “Wahai Rasullullah, andaikata bekerja semacam orang itu dapat digolongkan jihad fî sabîllillah, maka alangkah baiknya”. Mendengar itu Rasulullah saw pun menjawab: “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah (jihad) fî sabîllillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, itu juga (jihad) fî sabillillâh.” (HR al-Baihaqi dari Anas bin Malik, As-Sunan al-Kubra, VII/479).

Di samping itu, Rasulullah SAW. telah memberikan teladan kepada umat, dengan bangunan karakternya yang dikatakan oleh para ulama bisa menjadi modal utama dalam bekerja: (a) ash-Shidiq, jujur pada diri sendiri dan orang lain; (b) al-Amanah, sanggup mengemban kepercayaan dan menjalankan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya tanpa keserakahan; (c) al-Fathanah, cerdas dalam melihat potensi diri serta menangkap peluang yang ada, tanpa meremehkan peluang sekecil apa pun; (d) at-Tablîgh, sanggup membangun komunikasi efektif dengan siapa pun, dan memanfaatkannya untuk mengembangkan seluruh potensi dirinya untuk kemashlahatan orang lain dan begitu juga sebaliknya, mampu memanfaatkan potensi orang lain untuk kemaslahatan dirinya tanpa saling merugikan.

Rasulullah shallahu ‘alaihi waasallam telah memberi contoh (role model), bagaimana cara membangun motivasi etos kerja sesuai nilai-nilai ke-Islaman bagi umatnya, dibuktikan sejak belia beliau berwirausaha dengan etos kerja (berjalan kaki untuk berdagang) dengan penuh tanggung jawab dengan keanggunan perkataan, sikap, dan perilakunya. Maka, saatnya kita mencontoh (ber-ittiba’) etos kerja Nabi Muhammad SAW yang telah terbangun pada diri dan para sahabat beliau, kaderisasi sahabat tercetak sejak dini para pemuda yang mampu berkerja dan menjadi pemimpin dan panglima perang dengan memahami konsep yang telah mereka tawarkan dalam konteks ruang, waktu, beserta tantangan yang berbeda. 

Fastabiqu al-Khairat, wa Ibda’ bi Nafsik!

 


Continue reading Motivasi dan Etos Kerja Nabi SAW.

Berbahayakah Gagasan Paham 'JOKOW15ME' ?



Gagasan Jokowisme diunggah PSI di akun media sosial mereka pada Jumat (12/5/2023) dengan keterangan bahwa Jokowisme adalah sebuah paham progresivitas Indonesia menuju sebuah negara bangsa yang maju, berkeadilan dan berdaulat dalam makna yang sesungguhnya

Wasekjen PSI Dedek Prayudi lebih lanjut mengajak seluruh pendukung Jokowi untuk menggemakan sebuah paham yang disebut Jokowisme. PSI menjelaskan maksud Jokowisme yang digemakan tersebut.

"Jokowisme adalah sebuah paham progresivitas Indonesia menuju sebuah negara bangsa yang maju, berkeadilan dan berdaulat dalam makna yang sesungguhnya. "Jokowisme adalah sebuah paham, sebuah gagasan. Jokowisme adalah sebuah ide besar tentang Indonesia yang hebat, Indonesia yang maju, Tanah Air yang membanggakan. Itu lah Jokowisme," kata Dedek Prayudi yang kerap disapa Uki ini saat dihubungi. (news.detik.com)

"Begini, baru di era Jokowi orientasi pembangunan Indonesia tidak lagi Jawa-sentris melainkan Indonesia sentris. Tercatat, Indonesia telah menyelesaikan 66 Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam kurun 2019-2021 di mana distribusinya memperhatikan prinsip 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Maka nggak heran rasio nilai investasi PSN terhadap jumlah penduduk yang paling tinggi berada di Indonesia Timur, merujuk pada data Kemenko Ekonomi RI," ujarnya.

Flyer di berbagai media dan baleho Joko15me membentang di ruang-ruang publik di tanah air yang dimotori oleh Partai PSI, secara tidak sadar akan tersosialisasi kepada masyarakat luas. 

Muncul nya Jokowisme oleh PSI adalah bentuk partai ini tidak mengerti apa itu negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan ini sangat berbahaya bisa menimbulkan perpecahan Bangsa Indonesia. Jika PSI menggunakan Jokoisme tentu kelompok lain juga boleh menggunakan isme isme yang lain. 
Continue reading Berbahayakah Gagasan Paham 'JOKOW15ME' ?

MENYOAL MODERASI BERAGAMA

 


Oleh : Abd. Wahid, S.Pd., M.Si

Pendidik dan Pegiat Sosial


Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang bekerja sama dengan FKUB (Forum Kerukunan antar Umat Beragama) melaksanakan kegiatan Dialog Antar Agama-Moderasi Beragama di Hotel Savana Kota Malang, Sabtu, 11/11/2023.

Menghadirkan sekitar 50 Kepala dari unsur Kepala Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, pengawas dan perwakilan dari agama Hindu, Budha, Katolik dan Konghuchu dalam upaya penguatan moderasi beragama di lingkungan madrasah. Dialog begitu hangat dan interaktif sehingga waktu melebihi randown acara. Ditengah-tengah dihadiri Pengurus MUI Kota Malang Bapak  Drs. H. Taufik Kusuma, M.Ag dan Ketua FKUB Kota Malang; Drs. H. Ahmad Taufiq.

Upaya pemerintah dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama merupakan sebuah kewajiban negara, bukan hanya soal antar enam agama itu sendiri, melainkan yang tak kalah pentingnya adalah meminimalisir konflik komunal intern agama. Implementasi moderasi beragama yang merupakan program prioritas nasional Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pada saat ini mendapat perhatian serius dari Kementerian Agama. Peran strategis ini terkmaktub dalam kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7272 Tahun 2019 Tentang Pedoman Implementasi Moderasi Beragama Pada Pendidikan Islam. (sumber; jateng.kemenag.go.id, 8 februari 2022)

Untuk tahun 2022, pemerintah telah menaikkan anggaran proyek moderasi beragama dari Rp400 miliar menjadi Rp3,2 triliun. Melalui KMA 183 dan 184 Kemenag mendorong madrasah untuk melakukan beberapa langkah penguatan peserta didik melalui guru. “Guru memiliki tiga hal penting yang harus disampaikan kepada peserta didik yaitu pentingnya pendidikan anti korupsi, pendidikan moderasi beragama dan pendidikan karakter.” 

Proyek moderasi bertujuan untuk menancapkan paham Islam moderat dan berusaha menjadikan kaum muslim menjadi moderat. Program ini menyasar para guru madrasah, mahasiswa, sekolah agama, dan kalangan pesantren.

Moderasi agama adalah istilah baru. Tidak memiliki akar teologis maupun historis didalam Islam. Namun demikian, istilah ini terus dijajakan ditengah-tengah umat Islam. Moderasi dianggap penting dan mendesak.

Umat Islam harus kritis, terutama para guru dan intektual, jangan sampai tertipu dan menelan ide moderasi beragama, yang jelas bertentangan dengan paham Islam yang lurus. Penting untuk memahami makna dari ide moderat tersebut. Menurut KBBI, moderasi adalah pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman. Menurut istilah, moderasi adalah sikap dan pandangan yang tidak berlebihan, tidak ekstrem dan tidak radikal.

Sekilas, ide moderasi kelihatan bagus. Pada akhirnya banyak yang mendukungnya. Namun sadarkah kita bahwa ada bahaya besar yang terkandung di dalamnya salah satunya agenda liberalisasi beragama?






Continue reading MENYOAL MODERASI BERAGAMA

MA AL-UMM GELAR SARASEHAN KEBANGSAAN & SAPA ALUMNI


Suarawahid.site – Menyambut Hari Pahlawan 10 November 2023, MA Al-Umm Malang menggelar Sarasehan Wawasan Kebangsaan dan Sapa Alumni di auditorium Madrasah Lantai 4, Kamis (09/11/2023) dalam suasana meriah dan berkesan.

Acara dengan tema ”Peran dan Strategi Pemuda Muslim di Era Society 5.0” itu di hadiri oleh Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag selaku pengasuh pondok pesantren Al-Umm, di buka oleh Mudir Tanfidzi KH. Moh. Syu’aib Al-Faiz, Lc., M.Si dan KH. M. Mujib, SH., M.Pd.I selaku Kepala Madrasah MA Al-Umm memberikan pengantar (Keynote Speaker) dalam sarasehan tersebut. Adapun Abd. Wahid, S.Pd. M.Si selaku Wakil Kepala bidang Kurikulum memoderatori kegiatan tersebut.

Assalamu’alaikum adik-adik smart santri MA Al-Umm…. Pemateri menyapa peserta / siswa MA Al-Umm dan dijawab dengan jawaban salam yang gemuruh ke sela-sela ruang auditorium. Dengan sapaan Kak Abu Tazid, S.Sos., M.Si. memaparkan tantangan dan peluang pemuda muslim dunia di era society 5.0, sebgaai Akademisi / dosen dan praktisi sosial tersebut mengajak adik-adik siswa MA Al-Umm menyiapkan diri sebagai pemuda yang harus belajar dari rekam jekak para pahlawan-pahlawan pemuda muslim terdahulu dan pahlawan muda di tanah air yang heroik dan inspiratif. Anak muda harus open mind dan berpikir kritis strategic dalam mengambil peran sebagai agen perubahan dan dakwah amal ma’ruf nahi mungkar. 

Sementara KH. M. Mujib, SH., M.Pd.I menambahkan “Kami ingin menggugah mereka bahwa anak-anak muda memiliki energi secara fisik dan pikiran yang harus diimplementasikan dalam bentuk energi positif menjadi pemuda yang beriman, bertaqwa, berakhlak dan berilmu (berpikir kritis),” katanya.

Dilanjutkan dengan sesi Sapa Alumni MA Al-Umm secara  virtual zoom meeting. Para alumni yang kuliah di luar negeri seperti di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir maupun di dalam negeri, mereka menyapa dan temu kangen dengan adik-adik mereka yang masih aktif sebagai siswa di Madrasah. Mereka sangat interaktif, tanya-tanya kabar, kegiatan, tips dan trik menempuh sampai di perguruan tinggi. Kegiatan sapa-sapa ini dipandu oleh ananda Zaidan Sahlevi siswa kelas XI-A.

Kemudian “Alhamdulillah, acara sarasehan kebangsaan dan sapa alumni ini berjalan lancar dan berkesan walaupun persiapannya sangat mendadak, hal ini tidak lepas dari peran aktif anak-anak muda yang dibantu oleh pengurus OSPUM” sebut ustadz Febri Arissandi, M.Pd selaku ketua pelaksana dan Waka Kesiswaan tersebut.

 







Continue reading MA AL-UMM GELAR SARASEHAN KEBANGSAAN & SAPA ALUMNI